Sabtu, 23 Januari 2016

Konspirasi 1965-1967


"Sejarah seringkali merupakan kumpulan dongeng yang telah      disepakati sebelumnya"     

                                                                       -Napoleon Bonaparte.



   Tahun 1965 terjadi pergolakan politik di Indonesia yang di awali oleh pergerakan pasukan Cakrabirawa (pasukan Elit pengawal presiden) di bawah pimpinan Letkol Untung pada malam 30 september 1965, yang melakukan penculikan terhadap 7 jendral TNI AD yang di kemudian hari di ketemukan telah meninggal di dalam sebuah sumur tua, dan juga terjadi penguasaan kantor berita RRI oleh pasukan ini yang lantas memberitakan kabar bahwa telah terjadi pembersihan dewan jendral yang berkhianat/tidak loyal kepada presiden Soekarno.

Dari pihak TNI AD keesokan harinya tanggal 1 oktober 1965 atas perintah Mayjen Soeharto, Batalion RPKAD di pimpin Kolonel Sarwo Edhi Wibowo  merebut kembali kantor berita RRI, lantas menyiarkan berita bahwa telah terjadi usaha perebutan kekuasaan yang di lakukan Partai Komunis Indonesia yang ingin merubah dasar negara Pancasila menjadi Komunis. Dan pada tanggal 2 oktober, Mayjen Soeharto mengumumkan telah berhasil mengamankan ibu kota serta menggagalkan upaya kudeta? (perebutan kekuasaan), dan menyebut PKI sebagai dalang G30S.

Kejadian tersebut telah menimbulkan kemarahan rakyat, sehingga banyak rakyat yang membentuk gerakan aksi-aksi menuntut di bubarkannya PKI, seperti Kesatuan aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan aksi pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan aksi guru Indonesia (KAGI), Kesatuan aksi wanita Indonesia (KAWI), Dan lain-lain.
kemudian tanggal 26 oktober kesatuan-kesatuan aksi tersebut menyatukan diri menjadi barisan Front Pancasila.
Barisan front Pancasila ini terus melakukan gelombang demonstrasi menuntut pembubaran PKI,
Pada puncaknya tanggal 12 januari 1966 Barisan front Pancasila mendatangi gedung DPR-GR dan mengajukan tiga buah tuntutan (TRITURA), yaitu :
1. Bubarkan PKI
2. perombakan kabinet dwikora
3. penurunan harga sembako.

Dari Tiga tuntutan tersebut, Hanya tuntutan kedua yang di penuhi presiden Soekarno dengan mereshufle kabinet dwikora, Presiden Soekarno tidak bersedia membubarkan PKI, dan bahkan menempatkan tokoh-tokoh PKI dalam kabinet yang baru dibentuknya.

Akibatnya pada tanggal pelantikan kabinet baru tersebut, Barisan Front Pancasila berusaha memboikot nya dengan memenuhi jalan menuju istana merdeka. Aksi tersebut di bubarkan oleh pasukan Cakrabirawa sehingga terjadilah bentrokan, dalam insiden berdarah tersebut seorang mahasiswa universitas Indonesia bernama Arief Rahman Hakim tewas.
Peristiwa itu membuat Mahasiswa semakin bertambah anarkis dan membentuk Laskar Resimen Arief Rahman Hakim, kemudian pada tanggal 8 Maret 1966 Laskar Arief rahman hakim ini menyerbu kedutaan besar China dan melakukan perusakan serta pembakaran kedutaan.

Karena keadaan yang semakin kacau dan kewibawaan Presiden semakin merosot akhirnya tanggal 11 maret 1966 di adakan sidang kabinet.
Pada saat sidang berlangsung di luar istana terjadi aksi demonstrasi yang di ketahui di susupi pasukan tak di kenal bersenjata yang mengepung istana merdeka.
Sehingga presiden soekarno beserta wakil perdana Menteri I dan III Dr.soebandrio dan Dr.khairul saleh segera pergi meninggalkan istana merdeka menggunakan helikopter ke istana bogor. sementara Waperdam II Dr. J. Leimmena melanjutkan memimpin sidang menggantikan Soekarno, yang kemudian ia juga menyusul ke Bogor.
Setelah itu, tiga perwira tinggi AD, Mayjen Basuki Rahmat (Menteri Urusan Veteran), Brigjen M. Yusuf (Menteri Perindustrian), dan Brigjen Amir Mahmud, dengan seizin atasannya yaitu Jenderal Soeharto, pergi menemui Presiden Soekarno di Bogor.
Di sana ketiganya mengadakan pembicaraan dengan Presiden yang didampingi ketiga Waperdam, yaitu Dr. Soebandrio, Dr. Khairul Saleh dan Dr. J. Leimena. Pembicaraan yang berlangsung berjam-jam itu berkisar seputar cara-cara yang tepat untuk menghadapi keadaan dan memulihkan kewibawaan presiden.

Sehingga keluarlah Surat perintah kepada jenderal soeharto yang isinya pemberian wewenang kepada Soeharto untuk mengambil tindakan yang di anggap perlu guna memulihkan keamanan dan ketertiban. Surat inilah yang kemudian di kenal dengan SUPER SEMAR.


Esoknya pada tanggal 12 Maret 1966 Soeharto segera membubarkan PKI dan melarang Organisasi berpaham Komunis atas dasar hukum SUPER SEMAR tersebut.
Sehingga dua dari tiga isi TRITURA telah tercapai, Namun kewibawaan presiden tidak di pulihkan.
Soeharto juga membersihkan MPRS dan Kabinet dwikora dari orang-orang yang setia pada Soekarno serta pada tanggal 18 Maret 1966, 15 orang menteri PKI di tangkap. Setelah itu terjadi penangkapan besar-besaran dan pembantaian terhadap orang-orang yang di tuduh Simpatisan komunis di pulau Jawa, Bali, dan Sumatra.  di perkirakan 500.000-2.000.000 juta orang telah di bunuh oleh AD dan vigilante (terjadi mulai awal 1966-awal 1967).

Kemudian dalam sidang umum MPRS tanggal 22 juni 1966 melalui TAP MPRS No.IX/MPRS/66, MPRS mengukuhkan SuperSemar dan mengangkat Soeharto sebagai pejabat presiden menggantikan Soekarno serta menolak pidato pertanggungjawaban Soekarno (Nawaksara) atas peristiwa G30S.
Serta pada tanggal 6 juli 1966 di bentuk kabinet baru yaitu kabinet Ampera (Amanat penderitaan Rakyat).
Sehingga berakhirlah rezim orde lama dan lahirlah pemerintahan orde baru di bawah Soeharto yang akan berkuasa selama 32 tahun.

Peralihan kekuasaan ini mengubah arah kebijakan Ekonomi dan Politik luar negeri Indonesia yang kemudian cenderung berpihak dan menguntungkan barat (Amerika Serikat). Hal ini tentu menimbulkan dugaan dan pertanyaan adakah keterlibatan pihak Amerika dalam pelengseran Soekarno?
Mengingat hubungan Soekarno dan Barat sedang memburuk pada saat itu, 
Karena Soekarno memandang Barat sebagai NEKOLIM yang berusaha mendirikan negara boneka Malaysia dan juga adanya keterlibatan Amerika dalam PERMESTA yang membuat Soekarno sangat Murka. 
Sementara bagi pihak barat,  Soekarno di anggap berbahaya karena kedekatannya dengan Komunis di Indonesia Sedangkan Amerika saat itu tengah berperang melawan Komunis Vietkong di Vietnam, 
Hal ini jelas membuat Amerika khawatir jika Indonesia sampai jatuh ke tangan Komunis. 
Selain itu Amerika juga mempunyai kepentingan yang cukup besar di Indonesia terkait dengan Sumber daya alam yang ada di Nusantara, salah satu nya adalah Tambang Emas Di Papua (Freeport). 
untuk dapat menguasai Tambang itu dan sumber mineral lain nya, Amerika terlebih dahulu harus menyingkirkan Soekarno karena Presiden Soekarno telah Menutup Pintu masuk Perusahaan Barat datang ke Indonesia dengan mengeluarkan kebijakan Terhadap Korporasi Tambang berupa 60% Hasil Tambang harus di beri kan buat pemerintah Indonesia. *(hal ini di nilai memberatkan Pebisnis korporasi Barat yang ingin Mengeksplorasi Tambang di Indonesia).

Jadi sangat mungkin jika kehancuran PKI dan lengsernya Soekarno merupakan sebuah Konspirasi CIA dan TNI AD, 
Karena TNI AD menganggap PKI adalah Ancaman besar untuk hegemoni kekuatannya, di sebab kan rencana PKI Untuk membangun angkatan kelima yaitu kaum buruh dan petani yang akan di persenjatai dengan bantuan 5000 senjata dari China. *(hal ini menurut PKI untuk membantu mengganyang Malaysia karena PKI menilai TNI AD tidak serius dalam berperang).
TNI AD jelas sangat menentang rencana angkatan kelima ini dan berusaha menghancurkan PKI sehingga ketika G30S terjadi, Jendral Soeharto langsung menyebut PKI sebagai dalangnya dan menyiarkan berita-berita yang menyudutkan PKI seperti adanya berita bahwa para jendral yang tewas di bunuh secara keji dengan cara di kebiri, di silet-silet, dan di congkel matanya.
Dan Rakyat pun terpancing untuk melakukan aksi-aksi demonstrasi dengan membentuk kesatuan aksi dan barisan front pancasila menuntut pembubaran PKI.

Keterlibatan CIA sendiri juga terlihat dengan adanya agen CIA yang terlibat dalam pembentukan Barisan Front Pancasila tersebut yang bernama Josephus Beek,
Serta adanya pemberian daftar 5000 Nama pengurus PKI dari pejabat kedubes Amerika kepada pihak TNI AD untuk di bersihkan.
Hal ini di ketahui ketika pada 1990 Jurnalis States News Services, Kathy Kadane Menulis kisah Robert Martens, Seorang staf Diplomatik Amerika Serikat yang mengumpulkan 5000 nama orang-orang yang bergabung dalam PKI dan organisasi-organisasi Simpatisan Komunis serta memberikan daftar tersebut Ke TNI AD. 

Peristiwa pembunuhan tujuh jendral AD yang sebenarnya merupakan puncak konflik internal TNI *(saat itu AU dan Perwira rendah TNI tidak suka dengan para jendral AD karena setengah hati dalam berperang mengganyang Malaysia) di jadi kan momentum CIA dan TNI AD untuk menyerang PKI dan menyingkirkan Soekarno.

Jendral Soharto sendiri sebenarnya telah mengetahui rencana pergerakan Pasukan Cakrabirawa yang akan menangkap beberapa jendral, namun Soeharto membiarkan hal tersebut dan tidak memberitahukan hal itu pada atasannya, yaitu Jenderal A.Yani*(salahsatu korban g30s), karena Ia sendiri berkepentingan dengan tewasnya para jendral senior tersebut, yang merupakan saingan beratnya untuk meraih kekuasaan yang lebih tinggi.
Setelah G30S terjadi, dan para jendral yang di tangkap telah di bunuh Maka Soeharto segera mengambil tindakan terhadap PKI (penghalang terakhir) untuk menyingkirkan Soekarno.
Jadi bisa di simpulkan bahwa Soeharto melakukan sebuah KUDETA MERANGKAK, yaitu sebuah rangkaian kegiatan yang di mulai sejak 1 oktober 1965 sampai pelantikan dirinya tahun1968.

Dalam hal ini yang di maksud “Kudeta merangkak” adalah rangkaian kegiatan yang di lakukan Soeharto setelah menganalisis situasi/peristiwa yang terjadi, jadi bukanlah sebuah rencana yang di susun secara mendetail dari awal hingga akhir, atao bukanlah pelaksanaan dari sebuah skenario yang di rancang secara komplet jauh-jauh hari. Melainkan pengamatan analisis yang dilakukan terhadap situasi/peristiwa yang terjadi dan menyimpulkannya serta dilakukan secara bertahap.


Pada akhirnya Amerika Serikat berhasil mendapatkan Sumber daya alam Indonesia yang di restui secara langgsung oleh Soeharto melalui kontrak karya Penanaman modal asing pertama di Indonesia (FREEPORT).
kontrak karya penanaman modal asing memang di butuhkan dalam pembangunan perekonomian suatu negara, namun yang menjadi masalah adalah ketika pembagian hasil yang terjadi justru merugikan si pemilik Sumber Daya Alam tersebut,
Seperti PT.freeport dimana yang terjadi adalah perampokan besar-besaran kekayaan Sumber Daya Alam Indonesia.



Sekian tulisan ini di buat untuk sekedar mengingatkan sejarah Bangsa INDONESIA secara utuh, serta menguak Misteri dan kontroversi Sejarah yang terjadi tahun 1965-1967.

                    “Jangan sekali-sekali melupakan Sejarah”
                                                                                                       
                                                                                                                        -BUNG KARNO.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar